Ketua Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia atau Persi Kaltim, Edy Iskandar khawatir tenaga kesehatan lumpuh.
Hal tersebut dikarenakan kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 semakin melonjak tajam.
Bahkan di RS Kanujoso Djatiwibowo atau RSKD Balikpapan yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan, daya tampungnya telah melebihi ambang batas.
Kondisi ini membuat Edy semakin cemas dan was-was.
Khawatir tenaga kesehatan kewalahan menangani pasien Covid-19.
“Saya khawatir justru tenaga kesehatan yang lumpuh, lantaran terpapar Covid-19 ataupun kelelahan,” katanya, Jumat (2/7/2021).
Melihat kondisi tersebut, pihaknya pun tak bisa membuka tenda darurat untuk menampung pasien Covid-19.
Sebab, tenaga kesehatan yang dimiliki rumah sakit sangat terbatas, bahkan kurang.
Terlebih di RSKD, ada 20 tenaga kesehatan yang masih menjalani isolasi mandiri.
“Perawat sudah tidak bisa lagi menangani. Meskipun bisa bikin tenda, tapi kita tidak punya tenaga kesehatan yang cukup,” jelasnya.
Edy selaku Ketua Persi Kaltim, mengimbau kepada seluruh direktur rumah sakit untuk tetap memberikan pelayanan maksimal.
“Apapun kondisinya harus tetap melayani maksimal. Entah nanti merawat di aula atau ruangan lainnya,” ujarnya.
Bahkan, ia telah mengusulkan kepada pemerintah kota Balikpapan, agar menjadikan RSUD Beriman sebagai Rumah Sakit Covid-19.
Menurutnya, hal tersebut bisa dilakukan apabila kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Balikpapan terus menanjak.
“Paling tidak menampung 80 persen pasien Covid-19 di rumah sakit tersebut, dibuka lagi ruangan untuk menampung pasien terkonfirmasi positif,” tandasnya. (*/cr2)
Sumber: kaltim.tribunnews.com