Tangerang – Harga kedelai melambung tinggi, perajin tempe di Kota Tangerang pun mengurangi produksi.
Hal itu dikatakan Mutarom, seorang perajin tempe dan tahu di Kampung Ciputat Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Jumat (17/2/2022).
“Ya sejak 20 hari terakhir harga kedelai memang terus naik, dari sebelumnya Rp 9.000 per kilo sekarang Rp 11.000 sampai Rp 13.000 sekilo. Imbas kenaikannya ya kita mengurangi produksi. Karena biasanya kita dalam sehari beli 240-250 kilo kedelai untuk bahan baku, sekarang paling banyak sanggup beli 200 kilo. Akibatnya, produksi tempe jadi turun,” ungkap Mutarom, dilansir beritasatu.com.
Ditambahkan, mahalnya harga kedelai membuat mereka kini berpikir dua opsi untuk tetap bisa bertahan memproduksi tempe dan tahu di tengah tingginya harga kedelai.
“Opsinya paling dua, kalau tidak mengurangi produksi yang imbasnya mengurangi karyawan atau tetap produksi, dengan mengurangi ukuran tempe karena kalau naikin harganya sulit. Itu karena ekonomi masyarakat sudah sulit,” lanjutnya.
Sebagai perajin tempe dan tahu, dia berharap perhatian pemerintah lantaran kondisi ini berulang seperti tahun lalu, saat akan mulai memasuki Ramadan.
“Kita berharap pemerintah bisa mencarikan solusi dengan menurunkan harga kedelai yang jadi bahan baku tempe dan tahu. Karena ini benar-benar memberatkan kita, kalau terus begini ya bukan tidak mungkin kita gulung tikar,” tandasnya.(*/cr2)