Tren ekspor beberapa komoditasi dari sejumlah perusahaan di Kabupaten Tangerang ke sejumlah negara kembali menggeliat. Hal ini setidaknya tercermin dari data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang yang mencatat nilai ekspor tahun 2021 mencapai RP 22 triliun atau naik sekitar Rp 800 miliar pada tahun sebelumnya yang mencatat angka Rp 21,2 triliun.
Komoditas alas kaki, makanan olahan, tekstil dan produk tekstil, barang plastik dan gula kembali banyak diekspor sejumlah perusahaan di Kabupaten Tangerang ke berbagai negara tujuan ekspor seperti Tiongkok, Amerika Serikat (AS), Inggris, Jepang, Korea, Thailand, Australia, Malaysia, Filipina dan India.
Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Iskandar Nordat dalam keterangannya pada media, Jumat (27/8/2021) mengatakan, Disperindag Kabupaten Tangerang mencatat nilai ekspor dari Kabupaten Tangerang mencapai Rp 22 triliun. Angka ini meningkat dibanding dengan nilai ekspor tahun sebelumnya, yakni Rp 21,2 triliun.
“Sampai saat ini yang tercatat di Disperindag Kabupaten nilai ekspor kita pada tahun 2021 mencapai Rp 22 triliun. Tetapi angka tersebut tidak merepresentasikan secara keseluruhan data ekspor di Kabupaten Tangerang, dikarenakan tidak semua perusahaan melapor,” kata Iskanda
Iskandar menyatakan pada tahun sebelumnya kegiatan ekspor di Kabupaten Tangerang memang sempat mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan banyak usaha yang terdampak dengan adanya pandemi. Selain itu, terdapat sejumlah negara yang mengambil kebijakan membatasi kegiatan masyarakat.
“Khusus ekspor, hal ini sangat berpengaruh pada buyer di luar negeri. Pada akhir tahun lalu beberapa negara melakukan pembatasan kegiatan ekspor impor, dan hal ini berdampak bagi produk yang akan kita ekspor, khususnya di tahun 2020 lalu” paparnya.
Iskandar berharap pandemi dapat segera berakhir sehingga ekspor di Kabupaten Tangerang dapat kembali tumbuh secara stabil. Diharapkan tren ekspor tidak kembali menurun, tetapi mengalami kenaikan setiap tahunnya, dan komoditas lainnya dapat ikut serta dalam kegiatan ekspor ini.
“Jumlah penurunan ekspor tercatat menurun karena para eksportir tidak bisa mengirim barang ke negara tujuan. Misalnya seperti ekspor ke Tiongkok terhambat karena terjadi penutupan akses di sana, namun di bulan Desember tahun 2020 ekspor mampu tumbuh kembali dengan tren yang positif pada kuartal keempat (Q4),” katanya. (*/cr2)
Sumber: beritasatu.com