Lumajang- Aktivitas di Gunung Semeru, 3.676 meter di atas permukaan laut, kembali naik dan terpantau mengeluarkan awan panas guguran hingga 4,5 kilometer dari kawah hingga Besuk Kobokan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (16 Desember 2021).
“Pada pukul 09.01 WIB teramati awan panas guguran sejauh 4,5 kilometer dari kawah Jonggring Saloko ke arah Besuk Kobokan,” kata petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian di Gunung Sawur dalam laporannya ke BPBD Kabupaten Lumajang dilansir beritasatu.com.
Pengamatan Gunung Semeru pada Kamis pukul 06.00 – 12.00 WIB terpantau cuaca cerah, berawan, mendung, dan hujan, kemudian angin bertiup lemah ke arah utara, timur laut, dan barat daya dengan suhu udara 24-27 derajat celcius.
“Secara visual Gunung Semeru kabut dan asap tidak teramati. Pada pukul 09.01 terjadi luncuran awan panas sejauh 4,5 km ke arah Besuk Kobokan dan pada pukul 9.30 WIB terekam awan panas guguran dengan jarak luncur tidak teramati karena kabut,” tuturnya.
Untuk aktivitas kegempaan tercatat letusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 25 mm selama 70 detik, awan panas guguran tercatat sebanyak dua kali dengan amplitudo 17-25 mm selama 395-912 detik, guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 5 mm selama 55 detik.
“Tercatat juga gempa tektonik lokal sebanyak empat kali, namun yang terasa satu kali, serta gempa tektonik jauh sebanyak dua kali,” katanya.
Aktivitas Gunung Semeru masih pada level II atau Waspada, meskipun beberapa kali terjadi peningkatan aktivitas gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang tersebut.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengatakan masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara – selatan.
“Kami imbau warga mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru,” katanya.
Sesuai dengan rekomendasi PVMBG, lanjut dia, radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
“Masyarakat agar menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi dan perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan,” ujarnya.
Joko juga mengimbau masyarakat juga mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yang berhulu di Gunung Semeru mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.(*/cr2)