Site icon SIN Kaltim

PT Sampoerna Agro Tbk Targetkan Produksi Tandan Buah Segar Bisa Tumbuh 16-19% pada Tahun 2021

Emiten perkebunan PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menargetkan produksi tandan buah segar (TBS) bisa tumbuh 16-19% pada tahun 2021 dibandingkan dengan realisasi tahun lalu. Hal tersebut seiring dengan pemulihan produksi, cuaca, serta profil tanaman yang masih menuju puncak produktivitasnya.

”Produksi 2021 kalau melihat dari minyak sawit yang terbesar untuk produksi TBS (tandan buah segara) kita secara year on year bisa tumbuh di rentang 16-19%. Kita optimistis masih bisa tumbuh, tapi lihat cuaca dan pandemi yang bisa terkontrol,” kata Direktur Keuangan Sampoerna Agro Heri Harjanto dalam Public Expose Live 2021, Jumat (10/9/2021).

Heri mengatakan, di semester II tren kenaikan masih ada, baik dari sisi produksi maupun penjualan. Adapun baik di Indonesia dan Malaysia sudah ada pemulihan tapi masih terbatas, terutama di Malaysia masih ada efek lockdown. Selain itu, lanjutnya, produsen sawit Indonesia kini juga lebih kompetitif sejak adanya penurunan tarif pungutan ekspor terhadap produk sawit oleh Pemerintah Indonesia pada akhir Juni.

Jadi, dengan indikator tersebut harga crude palm oil (CPO) akan mengalami kenaikan secara makro. Meski begitu, diakuinya pada semester II-2021 biaya produksi akan lebih tinggi dibanding semester I-2021.

SGRO mencatat harga jual rata-rata CPO naik dari sekitar Rp 9.500 per kg pada Januari menjadi Rp 10.800 pada Juni 2021. Adapun harga jual rata-rata CPO sepanjang semester I-2021 mencapai Rp 10.000 per kg, atau naik 19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi top line, SGRO mencetak pendapatan Rp 2,66 triliun pada semester I-2021naik dari realisasi tahun sebelumnya Rp 1,60 triliun. Sementara dari bottom line, perseroan mencatatkan laba bersih Rp 386,86 miliar naik dibandingkan dengan tahun lalu Rp 971 juta.

Lebih lanjut, perseroan akan mempercepat penggunaan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) yang tersisa pada paruh kedua tahun ini. Sebelumnya, Head of Investor Relations Sampoerna Agro Michael Kesuma mengatakan akan mengakselerasi penggunaan belanja modal yang masih tersisa Rp 257 miliar sampai akhir tahun ini.

Pasalnya, pada semester I-2021 anak usaha Grup Sampoerna tersebut baru menggunakan dana Rp 143 miliar dari anggaran total Rp 400 miliar. Di mana, 80% capex digunakan untuk pengembangan aset tanaman dalam bentuk pemeliharaan tanaman muda yang belum menghasilkan dan 20% sisanya dipakai untuk menambah aset tetap seperti bangunan dan jalanan.

Sementara itu, soal rencana penerbitan obligasi yang akan menjadi tahap terakhir dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) yang telah diterbitkan perseroan sebelumnya, Heri mengatakan, perseroan tengah mencari waktu yang tepat untuk merilisnya dengan estimasi nilai hingga Rp 800 miliar.

Namun, jumlah emisi masih dapat berubah, disesuaikan dengan kondisi pasar. Adapun, rencana penerbitan obligasi tersebut sebagai upaya perseroan untuk meningkatkan likuiditas dan manajemen utang. ”Untuk obligasi sudah dua tahap in total Rp 1,2 triliun, kita masih ada room sampai Rp 2 triliun. Kita lihat kedepannya bagaimana karena di saat yang sama kita bisa secure long term loan. Jadi, upaya untuk mengeluarkan surat utang tetap ada tapi lihat pricing-nya lebih efisien yang mana,” katanya. (*/cr2)

Sumber: beritasatu.com

Exit mobile version