Site icon SIN Kaltim

Meski Pertahankan Suku Bunga, Australia Segera Akhiri Stimulus

Australia telah mencapai target untuk memvaksinasi Covid-19 sepenuhnya 80% orang berusia 16 tahun ke atas. (Foto: AFP)

Sydney – Bank sentral Australia (Reserves Bank Australia/RBA) segera mengakhiri stimulus pandemi triliunan dolar pada Selasa (1 Februari 2022). Tetapi RBS mempertahankan suku bunga Australia pada rekor tertinggi,

Ketika ekonomi menunjukkan tanda-tanda pemulihan dari krisis Covid-19, RBA mengatakan akan mengakhiri program pembelian obligasi (tapering) senilai Aus$ 350 miliar (US$ 250 miliar) yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 10 Februari 2022, dilansir beritasatu.com.

Tetapi itu tidak sepenuhnya meniadakan stimulus dan menahan kenaikan suku bunga untuk saat ini.

“Tingkat bunga pinjaman akan tetap tidak berubah pada level 0,1% sampai inflasi sebenarnya berkelanjutan dalam kisaran target 2-3%,” Kepala RBA Philip Lowe, Selasa.

Program pembelian obligasi, yang diluncurkan pada akhir 2020, membuat RBA menggelontorkan Aus$ 4 miliar untuk membeli obligasi pemerintah setiap minggu dalam rangka menopang ekonomi yang terhenti selama pandemi.

Dalam memutuskan mengakhiri skema tersebut, Lowe mengutip angka ketenagakerjaan Australia yang kuat dengan indikator domestik lainnya.

Dia mencatat bahwa kebijakan moneter oleh bank sentral lain bergerak menjauh dari pelonggaran kuantitatif karena inflasi melonjak secara global.

Bank sentral Kanada adalah yang pertama mengakhiri programnya pada Oktober 2021. Sementara Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed AS) mulai mengurangi programnya pada November 2021.

Selama 12 bulan hingga kuartal Desember 2021, inflasi konsumen Australia naik 3,5% dengan angka pembelian rumah memimpin lonjakan harga.

Namun Lowe mengisyaratkan lonjakan inflasi mungkin berumur pendek, karena masalah di sisi pasokan yang telah melanda Australia selama pandemi.(*/cr2)

Exit mobile version